1.07.2008

Imunisasi Hepatitis

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Ibu NARITHA yang saya hormati,
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas ditanggapinya pertanyaan saya ini.


Begini Dokter, anak saya lahir tanggal 15 Desember 2007 yang lalu, ditangani oleh bidan dan alhamdulillah kondisinya sehat. Dan oleh Bidan yang menangani, saya dianjurkan untuk melakukan imunisasi hepatitis di Puskesmas ataupun Bidan terdekat, karena kebetulan RS bersalin dimana saya melahirkan katanya tidak melayani suntikan imunisasi.


Akan tetapi Dokter, sewaktu saya membawa anak saya ke Bidan (beberapa hari setelah pulang dari RS Bersalin) saat itu kondisi anak saya terlihat kuning, sehingga Bidan tidak berani melakukan penyuntikan hepatitis.


Kemudian Bidan memberi waktu sampai hari ke-9 (batas akhir penyuntikan hepatitis - menurut Bidan). Dan saya sudah berusaha setiap pagi menjemur anak saya, namun karena beberapa hari ini cuaca di Sidoarjo selalu mendung, mungkin pen-jemurannya tidak maksimal.


Sampai akhirnya pada hari ke-9, saya mencoba lagi ke Bidan. Tetapi menurut Bidan yang menangani, anak saya masih terlihat kuning walaupun tidak terlalu parah, sehingga penyuntikan gagal lagi.


Nah, yang mau saya tanyakan, apa yang harus saya lakukan? Apakah kondisi ini sangat berbahaya bagi perkembangan anak saya? Terima kasih sebelumnya.


Wassalam.


Best Regards,

Endang Panji Widayati - Sidoarjo
endangpanji@gmail.com


Jawaban :


Waalaikum salam warahmatulallahi wabarakatuh


Bu Endang yang saya hormati,
Sebelumnya saya mengucapkan selamat atas kelahiran putranya. Tentang putra ibu yang tampak kuning ketika akan dilakukan imunisasi, kemungkinan terjadi peningkatan kadar bilirubin dalam darahnya sehingga pada kulit dan mukosa bayi yang baru lahir tampak berwarna kuning.


Hal ini secara normal bisa terjadi pada hari ketiga atau keempat dan berangsur-angsur menghilang paling lambat 10-14 hari serta kondisi bayi tampak sehat (normal). Sedangkan kondisi yang tidak normal atau patologis apabila warna kuning pada bayi tampak segera (<36jam>


Pada putra ibu, saya kurang bisa memastikan karena tidak melihatnya sendiri. Saran saya sebaiknya segera di bawa ke dokter untuk memastikan kekuningan yang tampak pada kulitnya masih normal atau tidak, bila perlu dapat diperiksakan kadar bilirubin dalam darahnya.


Mengenai imunisasi yang seharusnya dilaksanakan, sebaiknya ditunda dulu sembari menunggu kondisi putra ibu baik dan sehat. Imunisasi hepatitis B masih bisa dilakukan setelah usia 9 hari. Tepatnya jadwal imunisasi hepatitis B diberikan 3x sebelum bayi berusia 1 tahun yaitu pada usia 1 bln, 2 bln, dan 6 bln.


Yang lebih penting adalah bayi diimunisasi saat kondisi tubuhnya benar-benar sehat agar vaksin dapat membentuk kekebalan dengan optimal.


Demikian penjelasan dari saya. Semoga bermanfaat. Semoga Ibu dan keluarga selalu sehat. Terima kasih. Wassalam


dr. Naritha Vermasari


Bayi Alergi Seafood

hi Naritha,

Salam kenal, saya Nevid, karyawati dengan 3 anak.

Sedikit konsultasi, mengenai bayi usia 5 bulan yang alergi dan selama ini minum susu Nan HA disamping ASI juga.Apakah saya bisa ganti dengan susu sapi.

FYI, setelah lahir anak saya alergi seafood terutama udang,cumi dan susu sapi.Tapi seiring dengan bertambahnya usia saya coba ikan laut dan telur.Alhamdulillah saat ini tidak apa2.

Nah,bagaimana kalau susunya saya ganti, apakah dengan kondisi saat ini diperbolehkan?

Oya, anak saya sudah makan biskuit farley 3 keping sehari juga promina rasa kacang hijau 3 sdm sehari, dan buah (pisang,pepaya,jeruk).

Mohon advisenya.Thanks.

Cheers
Nevid Erlina
neviderlina@yahoo.com

Jawaban :

Bunda nevid yang saya hormati,

Alergi merupakan suatu kondisi dimana seseorang akan memunculkan reaksi atau gejala-gejala tertentu ketika terpapar alergen atau faktor pemicu alergi. Gejala yang muncul bisa bervariasi, seperti asma, batuk alergi, rinitir alergi, sembab, gatal, diare, dll.

Begitu pula dengan alergen atau faktor pemicunya. Alergen makanan yang paling umum atau sering adalah susu sapi, telur (+ ayam), ikan (+ udang, kepiting, kerang, cumi), buah-buahan, dan kacang tanah (+ kacang hijau).

Cara yang paling baik untuk mencegah timbulnya reaksi alergi adalah menghindari faktor pemicu yang telah diketahui menimbulkan alergi sampai faktor imun atau kekebalan tubuhnya bisa menerima kembali bahan makanan tersebut.

Setiap orang bisa saja berbeda mengenai kesiapan untuk bisa mengkonsumsi makanan yang sebelumnya merupakan alergen. Bila terhadap makanan A, tubuh sudah tidak timbul reaksi alergi, belum tentu ketika makan makanan B sudah tidak timbul juga.

Kebanyakan orang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa beradaptasi terhadap makanan tertentu yang sebelumnya merupakan alergen terutama apabila ada faktor risiko dan riwayat keluarga.

Untuk putra ibu yang sebelumnya sudah terdeteksi mengalami alergi makanan tertentu, sebaiknya ibu lebih berhati-hati dan tidak gegabah untuk segera memberikan bahan makanan yang tadinya membawa alergi baginya, walaupun untuk makanan tertentu sudah bisa diberikan tanpa reaksi alergi.

Sebaiknya dicoba secara bertahap selama beberapa bulan, sambil menunggu kekebalan tubuhnya benar-benar optimal. Kalaupun ibu ingin memberinya susu sapi mulailah dengan susu sapi yang hipoalergenik.

Lebih baik juga bila ibu memberikan banyak variasi makanan yang tidak menimbulkan alergi sehingga anak mengenal banyak jenis makanan dan tidak tergantung pada bahan makanan tertentu serta nilai gizinya tercukupi.

Demikian advise dari saya. Semoga bermanfaat. Semoga ibu sekeluarga sehat selalu.

dr. Naritha Vermasari

Create your own banner at mybannermaker.com!